Kamis, Februari 14, 2008

Di Atas Gajayana

Lelaki itu tak sadar kalau ponselnya bergetar. Novel Marquez, "The General in His Labyrinth", terlalu kuat mencocok mata dan pikirannya. Setengah jam kemudian, ia baru menyadari ada panggilan yang tak dijawabnya. Aha... seseorang yang lama tak ia dengar kabarnya ternyata muncul, orang yang pernah dia hadiahi kumpulan puisi "Romansa Kaum Gitana"-nya Federico Garcia Lorca.

Lelaki itu segera mengirim pesan pendek yang benar-bernar pendek, tanpa pernah bisa menyadari bahwa pesan pendek yang dikirimnya akan membuka satu kotak pandora yang sudah lama tak ia pikirkan.

"Piye?" (08529*******)

"Gak piye2. Cm pgn tau disana ujan gak. Kalo ujan kluarlah, rasakan bnyknya air hujan yg menimpamu, sebnyak itulah rasa syukurku saat tau kalo km baik2 aja :)..." (08158******)

"Kalo aku keluar,brarti aku mesti loncat keluar dr kereta. Waduh, repot, euy! Hehehe... Ya, aku baik2 saja." (08529*******)

"Loncat aja biar aku tetap bs bersykur, hehe... gak dink! Mau kmana emang? Ya, dilanjutin prjalananmu, moga ktmu sama yang km cari. Take care ya...." (08158******)

"Di atas kereta Jkrt-Malang. Ya, mudah2an ada yg bs kutemukan, syukur2 kl aku yg ditemukan. Thanks ya!" (08529*******)

"Apa km gak nyadar ada org yg dulu mpe kecapean nyariin dan nangisin kprgianmu? Hilang ky diculik UFO... Aku cm pgn tau alasanmu yg make sense itu, itu aja.... ((08158******)

[Lelaki itu bungkam. Ia tak menyangka kotak pandora dari yang silam itu masih mengeram dan kini meronta-ronta minta konfirmasi]

"Knp diem? Ada bnyk hal yg buat seseorang pergi, tp km ilang tnp alasan dan jwbn, cm meninggalkan hati utk dicaci... Hmmm... Mantab! Yawda met nikmatin mlm diprjalanmu...." (08158******)

[Lelaki itu masih saja diam dan tak menjawab entah hingga kapan.Dia tahu, tanpa menjelaskan duduk perkara, ia akan sangat mudah disalahpahami. Lelaki itu sepertinya mengambil resiko untuk disalahpahami. Sudah biasa disalahpahami, begitu lelaki itu bergumam di tengah gemuruh suara kereta dan bunyi deras hujan di luaran sana]

16 komentar:

Anonim mengatakan...

mungkin lelaki itu adalah perjalanan itu sendiri. tanpa sebuah awal, tanpa sebuah akhir, tanpa harus ada jawab dari tanya kenapa, tanpa harus ada sebab dari bagaimana.

Anonim mengatakan...

begitukah cara kamu menyelesaikan sebuah masalah? berlindung dibalik jubah para biara tua..

asal kamu tau, tanpa sadar semalam kita baca novel yang sama dan untuk kesekian kali keajaiban ini terjadi.. apakah ini sebuah kebetulan?

oke, aku ga akan bertanya lagi kenapa kamu pergi, tapi aku tanya kapan kamu kembali..?? silahkan untuk jangan dijawab, itu aja..

kw mengatakan...

emang kadang susah menjelaskan sesuatu yang mungkin membuat tak nyaman orang yang menanyakan.

menunda? sampai kapan? hanya akan memberati kepala dan hati yang suatu saat pasti meledak.

mungkin tepat kata-kata yang pernah kudengar, "katakan saja apa adanya, meski itu pahit!"
:-P

Anonim mengatakan...

sebuah kepergian tak akan menjadi kurang sempurna tanpa alesan dan jawaban, jangan sempurnakan itu dengan semua alibi yang akan membuat perjalananmu menjadi sangat sempurna seperti sebuah kemakrifatan, karena itu hanya milik sufi..

hey 08529*******
lanjutkan perjalananmu, aku akan menanti dalam seribu purnama di atas kuburan tua di jl. kamboja no 23, sebuah kampung di selatan kota jogja..

aku akan tetap minta kamu bangunkan aku dengan cintamu..

Anonim mengatakan...

ini kah "hantu" masa lalu itu? :)

Haris Firdaus mengatakan...

hu hu sebuah memoir sedich. saya kadang jg gak bs memahami kepergian tanpa alasan....

Anonim mengatakan...

:)
pilih lah:
setia pada masa lalu
atau setia pada masa depan

apapun pilihannya, berdamailah dengan yang ditinggalkan

*OOT yak*

Munir mengatakan...

walah mas untung alkamdulillah sampyan ga jadi loncat..kalo jadi aku lak ga iso nikmati karya sampeyan maneh...

wah kasus ki...lungo tanpo alasan..hahaha..dituntut ya mas...

peace...

Anonim mengatakan...

dab, kowe kerep diberkahi kehadiran orang lain, dg cara yg mudah pula. pilihanmu ki akeh. sakjane aku iri. belajarlah bersyukur,bro.atau ada cerita jaman dulu yg buatmu bisa begini dingin n datar? kpn? sopo wonge?

Anonim mengatakan...

Bung, perjalanan adalah bagian dari hidup kita. Dan berbahagialah orang-orang yang masih menikmati kebebasan ini. Tak banyak orang yang bisa melakukannya. Karena mereka telah terpenjara oleh waktu dan kesibukannya. Terima kasih telah mampir ke blogku yang sederhana.Sepenggaljejak

Anonim mengatakan...

istrirahlah untuk sesaat disela-sela pengembaraanmu. bukan untuk menengok jejak yang sudah tertinggal di belakang, tapi untuk mengumpulkan energi menghadapi sisa perjalanan yang ada di depan yang akan lebih buas.

berpikirlah positif terhadap setiap orang yang kamu temui, meski satu diantaranya akan mencuri bekal perjalananmu.

percayalah,menjadi pejalan kau dihadapkan pada rintangan,tapi kau akan diselamatkan oleh kekuatan yang kamu percayai. suara yang menuntunmu untuk terus melakukan perjalanan, meski kau sendiri tak tahu, untuk apa perjalananmu itu. dengarlah, turuti saja suara hatimu...

kelak, setelah suara itu telah berhasil menuntunmu ke tempat yang selalu mengganggu tidurmu, kau akan pulang dan dinanti oleh bidadari-bidari cantik..

semoga sebelum kau sampai menjemput bidadarimu, aku sudah berada di sana, menikmati kehangatannya lebih dulu, dan kau akan kukasih bekasnya saja, hehe

turabul-aqdam mengatakan...

whuaduh.. ketoke kowe kudu siap-siap memberikan buku (novel) lagi, bro..

wakakakakaka.. :D

*ketakutan pada SEBUAH masa depan, kadang mendorong otak menutup pintu ke sana. 'tul nggak?

Anonim mengatakan...

Kau melakukan pilihan tepat.

Karena pilihanmu untuk tidak mati diatas tempat tidur merupakan jawaban tentang iya-tidaknya harapan akan tersampaikan.

Kau pasti memiliki orientasi kebahagiaan yang begitu liar, ketika ada manusia yang mencarimu dalam gelap.

Macam orgasme kau kalau sudah mulai begitu.

Minke, kau buat orang terpukau akan kebohemianmu. Dan kau begitu pandai menyimpan dendam juga harapmu untuk lekas pulang selalu.

Salamku untuk Pram. Sang pelepah atas duka maha tuan bertahta.

Anonim mengatakan...

" mas-mas, la piye ngopine, sido ra? nek menawa mbalik njakarta neh. mampir-mampir yo" (0815*******)

Anonim mengatakan...

“Selamat tinggal kenangan, biarlah embun ini tetap mengkristal dimataku. Menemaniku untuk terus melanjutkan hidup. Tidurlah, lelakiku, kitaran rindu tak akan pernah usai hanya untuk hari ini”

Anonim mengatakan...

tidak sia2 perjumpaan kita di suatu malam di rumah lama saat jadi mahasiswa.
deretan angka yang kuberikan padamu menjadi semacam kode untuk membuka kotak pandoramu yang telah kau kunci dengan paksa.
nikmatilah setiap perjalanan dan pencarianmu Zen ...
sesungguhnya yang kamu cari telah lama bersemayam dihatimu yang membeku ...
cairkanlah hatimu dan ambillah apa yang sebenarnya kamu cari ...
ambillah cinta itu ...