Rabu, Agustus 15, 2007

Fitnah Linda Christanty!

Linda Christanty, pengarang Kuda Terbang Mario Pinto dan wartawan PANTAU yang termasyhur itu, kemarin mengata-ngatai saya "bernalar dangkal" dan "tukang fitnah".

Inilah tulisan Linda itu:

"Kau yang namanya Zen, jangan sembarangan menuduh aku mengatakan Pram membakar buku yang kau bilang kau baca di blog Andreas. Kau baca lagi tuh emailku di blog Andreas. JANGAN KAU MAIN FITNAH DENGAN NALARMU YANG DANGKAL ITU! KAU BACA LAGI TUH EMAILKU DI BLOG ANDREAS DENGAN TELITI. Kau tahu nggak, kalau kau sembarangan menuduh orang, kau bisa mencelakakan nasib orang. Kalau kau masih baru belajar berkata-kata,nggak usah terlibat dalam perdebatan yang pakai otak."

Inilah Jawaban saya:

Sampaikan pada Linda: Dialah yang memfitnah saya!

Saya tak pernah menuduh Linda telah mengatakan Pram telah membakar buku. Saya kutipkan kata-kata saya di milis jurnalisme-sastrawi: "Dan seorang Linda Christanty pun (seperti yang saya baca dari blognya Andreas) percaya begitu saja."

Semua orang, tidak hanya Linda, termasuk Aboeprijanto, yang mengirim kritik pada Arya Gunawan, tak pernah memertanyakan klaim Arya bahwa Pram aple to aple persis seperti Nur Mahmudi yang membakar buku. Linda bersilang kata dengan Arya Gunawan tanpa memertanyakan benar tidaknya Pram membakar buku. Semua seakan percaya dan menelan begitu saja kabar Pram membakar buku.

Setahu saya, sayalah orang pertama yang tidak terpancing dengan argumen Arya tapi justru balik bertanya kesahihan data Arya yang bolak-balik mengatakan Pram membakar buku.

Lagipula, Linda sendiri menulis kata-kata begini dalam paragraf terakhir jawabannya buat Arya: "Lagipula, bilang sama Arya bahwa tentara dan organisasi massa Islam yang dimobilisasi tentara pada tahun 1965 sudah membalas AKSI PEMBAKARAN BUKU PRAM DAN KAWAN-KAWANNYA dengan membunuh sekitar tiga juta orang yang disebut PKI. Balasannya sudah cukup dahsyat tuh." (versi lengkap tulisan Linda bisa dibaca di sini)

Heh, Linda: Apa artinya kata-kata kau yang berhuruf kapital itu? Kau baca lagi dengan teliti tulisanmu itu.

Bagaimana bisa saya dituduh sebagai Tukang Fitnah? Heh, Linda: Tunjukkan pada saya mana kalimat yang katanya saya memfitnah Ente?

Yang ada adalah: Saya difitnah Ente sebagai Tukang Fitnah yang mengatai-ngatai kalau Ente telah mengatakan bahwa Pram membakar buku.

Jika Linda bilang saya harus belajar dulu, sampaikan padanya, dia juga harus belajar lagi membaca huruf-huruf dan kata-kata yang saya ucapkan dengan lebih baik, juga kata-kata yang dia tuliskan sendiri. Diskusi dan polemik bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang bisa menggunakan otak, tapi juga untuk orang yang bisa membaca huruf dengan baik.

1 komentar:

ipungsh mengatakan...

hmmm...
semoga tidak saling ber ad hominem..
*sambilsruputkopidipojokancubicledanmengamatidarijauh*