Sabtu, Januari 21, 2006

link para peziarah

[maaf, untuk yang belum masuk link di sini. ingatan saya pendek. mohon diingatkan jika ada yang terlewat atau salah penyebutan nama]

adiez
http://jarikaki.blogspot.com/

al-fayyadl
http://fayyadl.wordpress.com/

agung dwi hartanto
http://bukukuno.blogspot.com/

ahmad cahyanto
http://sukucree.blogspot.com/

amrodhi
http://amrodhi.blogs.friendster.com/my_blog/

andre moller
http://dalang.se

argus
http://www.argusbandung.blogspot.com/

arief gunawan
http://debukaki.blogspot.com/

arka
http://arkahadipustaka.blogspot.com/

arya perdana
http://aryaperdhana.wordpress.com/

ashar erwe
http://gusbutet.blogspot.com

astri kusuma
http://astrikusuma.com

billy antoro
http://billyantoro.multiply.com

bima putra
http://bitra.blogspot.com/

budiman
http://catatanlelaki.blogspot.com/


dian hapsari
http://dianhapsari.wordpress.com

deni ardiansyah
http://hidupdarihidupku.blogspot.com/

doddi ahmad fauji
http://gugahjanari.blogspot.com

ella devianti
http://errasgarden.blogdrive.com/

endah perca
http://perca.blogdrive.com/

engkos kosnadi
http://ramaprabu.multiply.com/

eri irawan
http://jelangfajar.blogspot.com/

fahmi amrullah
http://fahmi-amrulloh.blogspot.com/

fahrie salam
http://www.riesalam.blogspot.com/

famela syafira
http://www.cyapila.com/blog/

firman firdaus
http://daus.trala.la/

gilang parahita
http://www.berandaestrijawi.blogspot.com/

helienatiens
http://herlinatiens.wordpress.com/

hernadi tanzil
http://www.bukuygkubaca.blogspot.com/

ikram putra
http://kramput.blogspot.com/

iman brotoseno
http://blog.imanbrotoseno.com/

indrian koto
http://indriankoto.blogspot.com/

ira komang
http://irapuspitaningsih.blogspot.com/

karmin
http://fanabis.blogsome.com

laras(ing)ati
http://betina-liar.blogspot.com/

maharani indri
http://gitareja.blogspot.com

maulida
http://jurnalida.blogspot.com/

megono sangit
http://megonosangit.blogspot.com/

muhidin m dahlan
http://akubuku.blogspot.com/

okky madasari
http://madasari.blogspot.com/

panjoel
http://rayamerayalah.blogspot.com/

pitopoenya
http://pitopoenya.blogspot.com/

rhoma yuliantri
http://rhomayuliantri.blogspot.com

syaiful bari
http://ejakata.wordpress.com

taufik rahzen
http://jurnalrepublik.blogspot.com

tengku dhani iqbal
http://tengkudhaniiqbal.wordpress.com

topan
http://dewa-api.blogspot.com

widiyanto
http://www.wiwidk.blogspot.com/

yuti ariani
http://yutiariani.blogspot.com/

Selasa, Januari 17, 2006

Elegi Kesunyian Bastian Sableng

[Bastian Tito. Anda kenal nama itu? Kalau anda tidak kenal, atau lupa, saya beritahu: Dia adalah pengarang cerita silat legednaris Wiro Sableng. Cerita silat itu pernah begitu populer. Ia pernah difilmkan. Pernah pula disinetronkan. Bastian sendiri sudah melahirkan ratusan judul serial Wiro Sableng. Ia legendaris tentu saja. Tapi tidak berarti ia dikenang. Buktinya, ketika ia wafat pada 2 Januari 2006, sangat sedikit yang tahu. Tak ada media atau situs berita yang memberitakannya. Hanya ada 3 buah posting pendek di sebuah milis saja yang mengabarkan kematiannya. Saya menulis esai pendek nan sederhana itu untuk mengenang Bastian, seorang pengarang yang dengan caranya sendiri telah mengasuh dan mengembangkan minat baca saya ketika kecil dulu. Dulu sekali....]

Bastian Tito, saya kira, adalah contoh termutakhir tentang bagaimana sebuah produksi wacana (discourse) sastra telah meminggirkan sebuah proses kreatif berikut karya dan pengarangnya ke pojokkan sejarah (sastra) yang senyap dan kedap akses.

Selengkapnya......

Kerikil Tajam yang Terhempas


Disebut-sebut sebagai “obor bagi perjuangan keadilan dan HAM”, Yap Thiam Hien sebetulnya lebih pas dijuluki “kerikil tajam yang terhempas”.

Indonesia pernah melahirkan sejumlah pribadi yang tak hanya mencintainya “setengah-mati-separuh-hidup” melainkan juga berhasil memerankan diri sebagai sebuah “kerikil tajam” yang mengganggu, menjengkelkan, sekaligus kerap memancing decak kagum dan haru. Kerikil menjadi tajam dan mengganggu jika ia menyempil di dalam sepasang terompah. Untuk mengganggu laju gerak kaki si pemakai terompah, kerikil memang tak perlu besar dan lancip. Ia hanya perlu berada di sebuah sudut dengan pas. Mungkin di tengah-tengah. Mungkin cukup di dekat tumit.

Selengkapnya......

Minggu, Januari 15, 2006

Manifesto Minigrafi!

[Tragis adalah sifat dari kejadian yang menyedihkan, tetapi tragedi adalah pergumulan dengan nasib yang tidak dimenangkan….]

Belakangan saya demikian menikmati menulis (tentang) orang. Saya sudah menulis sepenggal atau berpenggal-penggal) kehidupan sejumlah nama, dari yang sudah mendiang hingga yang masih hidup. Dari mulai Inggit Garnasih, Sartono Kartodirdjo, Musso, Aidit, Mubyarto, Kartini, Arne Naess, Leo Tolstoy, Vandana Shiva hingga Bastian Tito. Dan saya sungguh menikmatinya.

Tiap kali menulis tentang orang, saya seperti merasa sedang berkenalan, bercakap-cakap serta berbagi keluh dan kesah dengan orang yang kehidupan dan pikirannya sedang saya tulis itu. Ada semacam perasaan hidup. Maksudnya, saya lebih merasa hidup tiap kali menulis tentang orang (saya tak menyebutnya tokoh). Sesuatu yang kerap hilang tiap kali saya menulis tentang sebuah tema.

Selengkapnya......