Kamis, Juni 19, 2008

Jakarta

Selamat ulang tahun Jakarta, Ibukota Senja.

Buatku, kau tak pernah menjadi Jancukarta.Ini bukan soal penghasilan atau pekerjaan, tapi tentang bagaimana seseorang membuka diri pada semua kemungkinan yang akan diberikan sebuah kota dan menolak untuk menelan begitu saja sejumlah stereotipe yang mengepungnya.

Saya masih harus belajar menyukai siangmu yang panas dan rudin, tapi saya sudah bisa menyukai senja dan malammu: sebuah pentas karnaval cahaya di atas cahaya dibalut dingin dan sunyi yang kadang terasa ganjil.

--------------------------------------

[Saya pasang sajak bagus Toto Sudarto Bachtiar ini, anggap saja sebagai kado ulang tahun bagi Jakarta yang ke-481]

Ibukota Senja
-- Toto Sudarto Bachtiar

Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi
Di sungai kesiangan, o, kota kekasih
Klakson oto dan lonceng trem saling menyaingi
Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan

Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
Mengintai dan layung-layung membara di langit barat daya
O, kota kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu
Di tengah-tengah kesibukanmu dan penderitaanmu

Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut

Aku tidak tahu apa-apa, di luar yang sederhana
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dinihari
Serta di keabadian mimpi-mimpi manusia

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang kembali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berenangan tertawa tak berdosa
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layung-layung senja melambung hilang
Dalam hitam malam menjulur tergesa

Sumber-sumber murni menetap terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas
O, kota kekasih setelah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku

(1951)

10 komentar:

Anonim mengatakan...

framing fotonya sip boss

Anonim mengatakan...

OUT NOW AT A GOOD BOOKSHOP - Gramedia etc.- NEAR YOU!!!
Ciao Italia: Catatan Petualangan Empat Musim
Penulis: Gama Harjono
Penerbit: Gagasmedia, 2008


Buku ini mengajakmu untuk melewati ruang-ruang kelas universitas di Italia, galeri seni ternama, sampai pesta-pesta mahasiswa Eropa yang seru.

Catatan penulis akan membawamu menikmati tempat-tempat di pelosok Mediterania, mulai dari kota metropolis berusia lebih dari dua milenium hingga desa terpencil yang menyimpan banyak harta karun seni dan kejutan tak terduga (buktikan dengan foto-fotonya yang fantastis). Plus tip backpacking ekonomis: mendapat akomodasi gratis di Eropa, mencari tiket, hostel dan makanan murah selama perjalanan.

Setiap kisah dan suka-duka saat berusaha mengenal Italia, ditoreh dengan sebuah kejujuran dari seseorang yang akhirnya terlalu mencintai negeri Pasta ini.

Ngatini mengatakan...

ohh...jakarta ulang taon ya...heheh

Anonim mengatakan...

fotonya keren bos, senja-nya bener2 kerasa...

Anonim mengatakan...

kita tidak janjian kan, karena postingan ini bersamaan dengan cacatan ketinggalan yang ku post-kan.

Anonim mengatakan...

hmm...aku jadi ingat sebuah senja di pelabuhan sunda kelapa...

Anonim mengatakan...

ada dimana jogja dikepalamu sekarang, dab?

Anonim mengatakan...

Jadi hanya dua orang blogger yang sepakat bahwa Jakarta bukan Jancukarta..

Anonim mengatakan...

saya setuju kok dengan mas iman dan kang zen. jakarta dengan segala isinya tidak layak disebut sebagai Jancukarta..

Meita Win mengatakan...

Halo Mas,
Apa kabar?

Lama menghilang yah?