Jumat, Agustus 17, 2018

Pergeseran Teks pada Bambu-Bambu Joko

Saat menyaksikan karya Joko Avianto, "Infinity", di NuArt Sculpture Park, saya teringat esai Aminuddin TH Siregar (Kompas, 16 Agustus 2003). Kritik Aminuddin terhadap karya-karya Joko dan Handy Hermansyah yang bermaterikan bambu dalam pameran /'baembuw/ di Selasar Seni Sunaryo Art Space (2003) itu bisa diringkas menjadi: "karya-karya itu masih menampilkan bambu sebagai bambu".
Sudah 12 tahun berlalu sejak pameran /'baembuw/ itu. Perupa Bandung yang terpilih untuk memamerkan karyanya di Museum Kunstverein (sebagai bagian dari agenda Indonesia sebagai tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015) ini berhasil memperlihatkan bahwa pilihan untuk mengeksplorasi bambu baginya bukan semata sebagai (keberpihakan terhadap) material lokal (yang diabaikan/diremehkan). Di tangan Joko, bambu telah menjadi suatu rupa yang khas, dan bukan sekadar material. Aminuddin dulu menyebut "pergeseran teks", ketika bambu tidak sekadar menjadi bambu an sich, yang secara tersirat ia sebut belum tampak dalam karya-karya Joko (dan Handy).
Karya "Infinity" sendiri dibuat Joko untuk merespons Sasikirana Dance Camp (SKDC), workshop yang dihelat Bengkel Tari Ayu Bulan (24-28 Juni 2015). "Infinity" inilah yang disiapkan sebagai panggung bagi 25 peserta SKDC mempresentasikan karya akhir bertajuk "Menjaring Bulan".
Mulanya Joko membayangkan angka "8" sebagai bentuk "Infinity". Setelah jadi, karya berukuran berukuran 10x6x5 meter ini lebih menyerupai keranjang buah, beberapa orang menyebutnya mangkuk, sementara Galuh Pangestri (salah satu penampil "Menjaring Bulan") menyebutnya mirip kapal, ketimbang angka "8". Di kedua sisi, tepat pada bagian lengkungan, Joko membuat dua lubang (satu-satunya elemen yang mungkin masih menautkan "Infinity" dengan bentuk angka "8"). Lubang di sisi kiri tidak tembus keluar, namun lubang di sisi kanan dibuat tembus sebagai pintu masuk para penampil "Menjaring Bulan".
Di bagian tengah, Joko membuat ruang yang datar dengan dialasi palupuh (bambu yang dibelah, dicacah-cacah, diratakan, menyerupai permukaan amben). Palupuh ini membuat para penampil dalam "Menjaring Bulan" bisa leluasa bergerak karena permukaannya yang relatif rata dan solid.
Ini kali pertama Joko memasukkan palupuh dalam karyanya. Pada karya "Sacred Platform" yang berbentuk kapal, yang menjadi panggung bagi pertunjukan Sardono W. Kusumo berjudul "Legenda Ratu Nusantar" di Ratu Boko (2013), Joko tidak menggunakan palupuh. Bagian permukaan kapal, yang menjadi tempat utama para penampil, dibiarkan tersusun dari batang-batang bambu utuh yang disusun dengan rapat. Ini sempat menyulitkan para penampil saat bergerak karena permukaannya yang tidak rata dan gerinjulan mengikuti bentuk bambu yang bulat.
Menggunakan 1500 bambu dari jenis bambu tali, plus 25 bambu bitung dan gombong untuk pilar-pilar utama, "Infinity" akan menyita perhatian siapa pun yang berkunjung ke NuArt Sculpture Park milik perupa Nyoman Nuarta itu. Kecuali 25 pilar utama, semua bambu itu tidak ada yang lurus bentuknya. Semuanya melengkung, berbelok, bengkok, berpilin-pilin, muntir. Ribuan bambu itu sambung menyambung sedemikian rupa membentuk kompleks yang -- jika diikuti oleh mata-- kadang membuat saya tersesat.
Sebenarnya ini bukan hal baru bagi Joko. Karya-karyanya yang terdahulu, seperti "Wrap Java", "Songgo", atau "The Gate", juga menyodorkan pilinan bambu-bambu yang nyaris semuanya tidak ada yang lurus. Hanya saja, ukuran "Infinity" yang massif memberi sensasi kompleksitas yang lebih kuat.
Beberapa karya penting Joko, yang ukurannya memang gigantik, seperti "The Lost Vegetations" (ArtJog2012), "Sacred Platform" atau "The Theatre of Ship" (George Town Festival 2013), masih sangat banyak menampilkan batang-batang bambu yang dibiarkan lurus. Jika pun agak dibentuk, banyak di antaranya hanya sedikit dibengkokkan saja sehingga kesan anyaman masih kuat.
Ukurannya yang terhitung gigantik -- dibanding ukuran berbagai sculpture karya Nuarta yang bertebaran di luar ruangan -- membuat pilinan ribuan batang bambu yang masih utuh itu terlihat menakjubkan. Ditatap dari jarak tertentu, katakanlah sekitar lima meteran, ribuan batang yang dipilin-pilin dengan rapat dan membentuk lingkaran (agak lonjong), menghadirkan imaji kompleksitas yang -- untuk saya-- menggiring untuk mengitarinya.
Sayang sekali masih ada beberapa ujung bambu yang mencuat keluar. Andai semua ujung bambu itu dilesakkan ke bagian dalam, sehingga tidak ada yang terlihat mencuat keluar, boleh jadi kompleksitas pilinan ribuan bambu itu bisa menyodorkan imaji labirin yang tak berujung bagi yang mengitarinya.
Batang-batang bambu dengan ujung yang mencuat keluar itu akibatnya menjadi semacam retakan dalam “teks” ketidakterhinggaan (infinity) yang hendak dipresentasikan Joko. Di situlah saya akhirnya menyaksikan adanya ujung, tepi, atau akhir.
Infinity sebagai Panggung
Retakan itu menjadi tidak terlihat ketika "Infinity" berperan sebagai panggung tempat para penampil "Menjaring" Bulan mementaskan dirinya. Material bambu yang sederhana, mudah didapat, dan terjangkau, juga tanpa properti dan dekorasi tambahan, tak membuat "Infinity" terlihat sederhana. Dengan pencahayaan yang bagus, juga cahaya bulan yang mendekati purnama, "Infinity" justru tampil wah namun terlihat wajar dan tidak berlebihan.
Memang tidak semegah "Sacred Platform" yang menjadi panggung pertunjukan "Legenda Para Ratu". Wah-nya "Infinity" terasa pas, fungsional, dan cukup tahu diri untuk tidak lebih menonjol dari para penampil dan pertunjukannya sendiri.
Di situlah "Infinity" berhasil berdialog dengan para penampil "Menjaring Bulan". Ketika merancang dan membuat "Infinity", Joko tidak tahu akan seperti apa pertunjukannya. Sebagaimana para penampil juga tidak dikunci oleh "Infinity". 25 peserta workshop Sasikirana Dance Camp, yang “dibiarkan” para mentornya untuk mencari dan menemukan bentuk serta gerak yang tepat sebagai tafsiran atas tema “menjaring bulan”, terlihat bisa memaksimalkan setiap jengkal "Infinity".
Kedua sisi "Infinity" yang melengkung ke atas, juga dua lubang di kedua sisi, bisa dimaksimalkan sebagai elemen panggung. "Infinity" menjadi tidak terlalu sesak saat menampung gerak 25 penampil, tapi juga tidak terlalu luas sehingga menghadirkan kelewat banyak ruang kosong yang mungkin terpaksa akan/mesti diisi dekorasi atau properti tambahan.
Eksotisme Lagi?
Tentu tak salah-salah amat menghidupkan lagi imaji eksotisme. Namun, dengan niatan untuk memperkenalkan wajah kekinian dari (kebudayaan) Indonesia di ajang Frankfurt Book Fair 2015, pilihan kepada Joko sebagai salah satu perupa yang karyanya akan ditampilkan di Frankfurt merupakan hal yang rasanya pas. Sebab eksotisme itu tak hendak disangkal layaknya anak haram, namun diakui tanpa harus terbebani oleh keharusan merawat sembari bersikap mengapurancang.
Boleh jadi masih ada yang akan mencium bebauan eksotisme dalam karya Joko Avianto. Bambu sebagai material utama memang lekat dalam ingatan kita sebagai sesuatu yang lokal, sehari-hari, dan – dalam beberapa hal—terasa “timur”. Kita ingat bagaimana Ang Lee menyodorkan atau menghidupkam lagi citraan itu melalui adegan pertarungan yang indah, molek - pendeknya: mooi- di pucuk-pucuk bambu dalam "Crouching Tiger Hidden Dragon".
Namun rasanya eksotisme itu tidak terlihat (atau tidak menonjol). Ia tidak sedang membuat propaganda tentang keberpihakan terhadap material lokal (yang mungkin sempat diremehkan dalam praktik seni rupa), sesuatu yang disindir Aminuddin dalam esainya sebagai “material yang tersingkir dan (karenanya) harus dibela”.
Menatap karya-karya Joko dengan seksama, rasa-rasanya, tidak lagi menghidupkan eksotisme semacam itu.
Joko tidak menganggap karya-karyanya sebagai bentuk “konservasi” terhadap yang-lokal-yang-mentradisi, katakanlah bambu sebagai material maupun teknik pengolahan. Tekniknya dalam mengolah bambu (melakukan sayatan-sayatan pada ruas bambu di antara buku-buku, keengganannya membuat sambungan dengan melubangi ruas, misalnya) sepintas membuatnya terlihat sedang memuliakan bambu; namun itu hanya sekadar pilihan yang baginya terbaik untuk saat ini (tanpa embel-embel eksotisme).
Ia mempelajari berbagai teknik pengolahan bambu dari berbagai kebudayaan, namun ia merasa tidak sedang atau dibebani tugas melanjutkan atau mengkonversi teknik-teknik itu. Ia tidak mentabukan teknik-teknik tradisional, misalnya menggunakan pasak, sebagaimana yang dengan keukeuh dilakukan Tatsuri Kawana, perupa Jepang yang juga menekuni bambu. Dia rileks saja jika harus memakai yang seperti itu jika memang tidak ada cara lain (dalam "Infinity" ia menggunakan kawat di beberapa titik).
Diperkaya eksplorasi yang menjelajahi berbagai bentuk (dari yang konkrit seperti kapal, gajah atau gerbang hingga yang “abstrak” seperti bencana alam – misal karya "The Lost Vegetations", "Catastrophe Under Construction" -- dan tentu saja "Infinity") dan tampilan-tampilan yang kompleks serta kadang terlihat semrawut (chaos), eksotisme yang lekat dengan citraan yang statis, beku dan tenang menjadi sepenuhnya absen. Imaji kegelisahan, chaos, menjadi lebih menonjol.
Dan dengan itulah rasa-rasanya Joko telah berhasil melakukan “pergeseran teks” atas bambu.

======

Tayang perdana di Jawa Pos pada 9 Agustus 2018.

8 komentar:

AMISHA mengatakan...




Saya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.

Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.

saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.

Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan

Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)

Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)

Unknown mengatakan...

Wow.. tulisannya semakin keren saja. Sedang sy mau masuk ke blog sendiri lupa password. Salam sayappipit.

Lady Mia mengatakan...

KABAR BAIK!!!

Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

LukQQ Poker mengatakan...

Sosok John sudah saya kenal sejak hari pertama menginjakkan kaki di Malioboro.
LukQQ
Situs Ceme Online
Agen DominoQQ Terbaik
Bandar Poker Indonesia

Andicka mengatakan...

Saya sangat suka tulisan2 di blog ini.. Bisakah saya dapat kontak dari penulis? Atau bisa kontak saya di andickamamesah@gmail.com atau instagram @andickamamesah...

Terimakasih.

Mohammad Ismali mengatakan...

kesaksian nyata dan kabar baik !!!

Nama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan

Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar

Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda

untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.comdan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com

SURYANTO SURYANTO mengatakan...

Saya Suryanto dari Indonesia di Kota Palu, saya mencurahkan waktu saya di sini karena janji yang saya berikan kepada LADY ESTHER PATRICK yang kebetulan adalah Tuhan yang mengirim pemberi pinjaman online dan saya berdoa kepada TUHAN untuk dapat melihat posisi saya hari ini.

Beberapa bulan yang lalu saya melihat komentar yang diposting oleh seorang wanita bernama Nurul Yudianto dan bagaimana dia telah scammed meminta pinjaman online, menurut dia sebelum ALLAH mengarahkannya ke tangan Mrs. ESTHER PATRICK. (ESTHERPATRICK83@GMAIL.COM)

Saya memutuskan untuk menghubungi NURUL YUDIANTO untuk memastikan apakah itu benar dan untuk membimbing saya tentang cara mendapatkan pinjaman dari LADY ESTHER PATRICK, dia mengatakan kepada saya untuk menghubungi Lady. Saya bersikeras bahwa dia harus memberi tahu saya proses dan kriteria yang dia katakan sangat mudah. dari Mrs. ESTHER, yang perlu saya lakukan adalah menghubunginya, mengisi formulir untuk mengirim pengembalian, mengirim saya scan kartu identitas saya, kemudian mendaftar dengan perusahaan setelah itu saya akan mendapatkan pinjaman saya. . Lalu saya bertanya kepadanya bagaimana Anda mendapatkan pinjaman Anda? Dia menjawab bahwa hanya itu yang dia lakukan, yang sangat mengejutkan.

 Saya menghubungi Mrs ESTHER PATRICK dan saya mengikuti instruksi dengan hati-hati untuk saya, saya memenuhi persyaratan mereka dan pinjaman saya disetujui dengan sukses tetapi sebelum pinjaman dipindahkan ke akun saya, saya diminta membuat janji untuk membagikan kabar baik tentang Mrs. ESTHER PATRICK dan itulah mengapa Anda melihat posting ini hari ini untuk kejutan terbesar saya, saya menerima peringatan Rp350.000.000. jadi saya menyarankan semua orang yang mencari sumber tepercaya untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. ESTHER PATRICK melalui email: (estherpatrick83@gmail.com) untuk mendapatkan pinjaman yang dijamin, Anda juga dapat menghubungi saya di Email saya: (suryantosuryanto524@gmail.com)

Anonim mengatakan...

Can I make money? - Online casino no deposit bonus offers
In addition to the opportunity to make money from slots to table หารายได้เสริม games and table games, online casinos 제왕 카지노 also worrione have the option to pay by having a free bonus